Connecting People
With Nature
Tebet Eco Park (TEP) merupakan taman kota yang didedikasikan untuk masyarakat dan lingkungan. Terletak di Jakarta Selatan dengan area seluas 7,3 hektare, TEP kini hadir sebagai ruang terbuka hijau yang telah direvitalisasi. Dua kawasan taman yang awalnya terpisah dan berseberangan – Taman Tebet Utara dan Taman Tebet Selatan, kini telah menjadi satu taman terpadu yang mengusung konsep harmonisasi antara fungsi ekologi, sosial, edukasi dan rekreasi.
Setiap zona TEP dirancang untuk mengambil peran penting dalam keberlangsungan lingkungan dan interaksi sosial, mulai dari menjaga kualitas alamiah lingkungan hingga meningkatkan kualitas hidup pengunjung dan masyarakat sekitarnya. Sungai yang di renaturalisasi, rawa (wetland) yang menjadi kolam retensi, konservasi tanaman dan penanaman kembali untuk mereduksi polusi, sampai berbagai ruang hijau terbuka yang berfungsi memfasilitasi masyarakat untuk berinteraksi.
Lebih dari sebuah taman, Tebet Eco Park adalah ekosistem dimana alam dan manusia saling berinteraksi dan saling melindungi dalam sebuah harmoni.
8 Zona Tebet Eco Park
Infinity
Link Bridge
Infinity Link Bridge dirancang untuk menyambungkan taman utara dan selatan yang sebelumnya dipisahkan oleh Jalan Tebet Timur. Jembatan dengan tinggi enam meter ini berdiri di antara pepohonan eksisting yang menjulang tinggi, yang membuat jembatan seakan dipeluk oleh kanopi hijau yang rimbun. Penataan vegetasi di sekitar Infinity Link Bridge didesain dengan berbagai tone warna yang terinspirasi dari pohon Leda (Eucalyptus deglupta Blume).
Community
Garden
Community Garden adalah zona yang didesain untuk masyarakat sekitar maupun wadah bagi komunitas lokal untuk beraktivitas/bercocok tanam, serta untuk kegiatan edukasi berkebun bagi anak-anak sekolah maupun umum. Berbagai kegiatan pun tentu akan selalu merespon kondisi-kondisi eksisting tapak yang sebelumnya merupakan Taman Bibit. Pemanfaatan kembali lahan bibit ini sebagai zona komunitas berkebun, diharapkan dapat meningkatkan nilai dan daya guna lahan bagi masyarakat sekitar.
Children
Playground
Peletakkan Zona Children Playground memanfaatkan perbedaan kontur signifikan dan dinding eksisting yang ada pada tapak. Perbedaan kontur ini digunakan sebagai elemen playground berupa perosotan yang terintegrasi pada tapak. Sementara ruang yang terbentuk pada level atas dan bawah, secara natural akan menjadi elemen pemisah pada zona-zona di dalam area playground. Zona Children Playground terdiri dari beberapa zona permainan yang didesain dengan memanfaatkan kondisi tapak.
Community
Lawn
Community lawn memanfaatkan area eksisting terbuka yang dikelilingi pohon bunga kupu kupu (Bauhinia purpurea) ini menciptakan sebuah ruang eksterior yang terpisah dari ruang jalan (enclosed space in exterior). Community Lawn mengakomodasi kegiatan publik yang lebih intim dan berkelompok-kelompok. Hal ini diakomodasi dengan desain gundukan-gundukan tanah berumput yang memecah area luas tersebut menjadi beberapa ruang yang lebih kecil dan private, namun tetap dalam kesatuan lanskap.
Forest
Buffer
Forest Buffer adalah zona yang lebih tenang dimana pengunjung dapat berjalan di bawah rindangnya pohon dan menikmati alam sekitar. Signage-signage pohon dan fakta-fakta menarik disediakan untuk mengedukasi pengunjung. Forest Buffer didesain berdekatan dengan Community Garden sebagai pendukung kegiatan sosial yang lebih santai, dan edukatif. Sementara itu, lokasinya yang diletakkan di sebelah jalan raya yang ramai membantu meredam suara bising kendaraan masuk ke taman.
Plaza
Merupakan fasilitas publik yang juga berperan sebagai landmark area utara Taman Tebet. Terletak pada area utara, perencanaan/peletakkan TEP Plaza ini mempertimbangkan hasil studi dan analisis tapak terkait kondisi sosial-masyarakat, yakni eksisting penjual tanaman yang berbaris di sepanjang trotoar Taman Tebet utara. TEP Plaza mengakomodasi penjual tanaman untuk berjualan, namun tetap pada lokasi terdekat dengan lokasi awal berjualan.
Thematic
Garden
Zona yang terletak di bawah Infinity Link Bridge ini, mengantar dan menyambut pengunjung yang akan naik/baru turun dari Infinity Link Bridge. Direncanakan terletak disebelah aliran sungai, area taman ini diperuntukan untuk instalasi seni oleh seniman lokal dan dijadikan spot area berfoto. Pola lantai lingkaran dijadikan area untuk display tanaman yang harum dan juga sebagai area untuk instalasi seni.
Wetland
Boardwalk
Wetland atau rawa adalah lahan genangan air (lahan basah) yang menjadi aset ekologis penting bagi Tebet Eco Park (TEP). Zona ini Zona ini adalah sebuah sistem natural yang didesain untuk pengendalian banjir dan meningkatkan kualitas air dengan menggunakan tanaman-tanaman yang dapat mendukung pemurnian air. Sehingga air yang keluar dari Taman Tebet bagian utara, adalah air yang bersih.
Membangun
Tebet Eco Park
Kolaborasi Multi-Lembaga Pemerintah
Proses pembangunan Tebet Eco Park dikawal dengan guideline dan rekomendasi teknis yang komprehensif untuk memastikan proses konstruksi tidak mengganggu proses ekologis yang terjadi di taman. Desain ekologis yang diterapkan dalam perencanaan, harus juga diaplikasikan dalam proses eksekusi fisiknya. Dalam tahap pekerjaan pendahuluan meliputi grading tanah, pembongkaran turap PHB, maupun pruning dan seleksi pohon yang rawan tumbang, terdapat tenaga ahli yang dapat memberikan penilaian dan rekomendasi khusus terhadap masalah yang ada di lapangan sehingga tetap sesuai dengan kaidah proses konstruksi untuk memitigasi kerusakan.
Revitalisasi untuk pemulihan ekologi
Langkah strategis Pemerintah Provinsi DKI Jakarta merevitalisasi Taman Tebet berpihak pada ekologi dan pengembangan berkelanjutan sebagai ruang publik yang mengundang semua orang berkunjung dengan ramah dan inklusif. Revitalisasi ini mewujudkan ruang publik yang mengemban fungsi rekreatif dan edukatif dengan semangat kolaborasi dengan berbagai pihak dalam hal pendanaan dan konstruksi. Sinergi positif dalam mewujudkan taman yang representatif bagi kota Megapolitan, Jakarta.
Transformasi yang mendekatkan kita dengan alam
Tebet Eco Park memiliki prinsip untuk meminimalisasi pembongkaran area taman yang sebelumnya sudah rindang dan hijau dengan berbagai pohon dan vegetasi. Dalam pertimbangan desain, ekosistem hutan kota yang sudah lama berlangsung dijaga agar tidak terganggu bahkan, dimaksimalkan potensinya sebagai centerpiece atau atraksi utama dari taman. Hal ini dilakukan dengan menggunakan garis organik yang melengkung dan meliuk, berada diantara pepohonan agar tidak banyak pohon yang harus ditebang ataupun direlokasi. Paviliun utara dan selatan juga mengakomodasi pohon pohon besar agar tetap hidup tanpa harus mengubah bentuk bangunan dengan cara menyediakan void (lubang) di atap yang memungkinkan batang pohon berada di dalam bangunan, akar pohon terlindung dan tetap dapat mengambil nutrisi dari tanah, dan kanopi pohon berada di atas atap agar tetap mendapatkan cahaya matari dengan maksimal.